Total Tayangan Halaman

Sabtu, 16 April 2011

TEMPAT INI MENULISKAN BERIBU KERESAHAN



TEMPAT INI MENULISKAN BERIBU KERESAHAN


Tempat ini menuliskan beribu keresahan
Membelit mencekik
Seperti akar benalu di ranting-ranting pelem
Perlahan
Tapi cukup ampuh untuk sekedar membinasakan

Seribu bayi, seribu keresahan
Seribu manusia, seribu keresahan
Seribu nafas, seribu keresahan

Tuntutan-tuntutan yang pekat
Tak malu-malu meniti jam di tiap detiknya
Mengerami kelinglungan dan kecurigaan
di tiap-tiap sorot mata, langkah, ketulusan bahkan kerisik daunpun
mengundang keinginan untuk memata-matai

Aku perlahan merebah diantara himpitan tembok pesing
Mencoba lelap
Mencoba melepas capek
sembari menghafalkan pujian-pujian
yang pernah diwariskan nenek moyang atas tanah ini
Tapi aku tak bisa
Karena keresahan-keresahan itu telah benar-benar merampasnya

Aku jadi bermimpi tanpa lelap
Dan anehnya !
Semuanya jelas dalam mimpi itu
Orang-orang tampak gemetar
membaca tarip-tarip sembako di deretan rak swalayan
Yang melonpat-lompat tanpa kasihan
Pedagang-pedagang di pasar rakyat gelimpangan karena tak kebagian gengsi

Aku jadi bermimpi tanpa lelap
Dan anehnya !
Mimpi itu malah melahirkan keresahan-keresahan yang lebih baru
Membuat aku tak tahu
Ini nyata
Atawa mimpi //

Sekaran-Patemon, 17 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan, mari kita berbagi